Rabu, 18 Februari 2015

SEJARAH PEMIKIRAN DAN PERKEMBANGAN ILMU ADMINISRASI



KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin puja, puji, serta syukur senantiasa kita panjatkan kepada dzat yang maha pengasih yang telah menghendaki kita untuk tetap berada dijalan yang mulia fisabilillah dalam keadaan tolabul’ilmi.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah-limpahkan kepada baginda junjunan alam, pembawa risalah ajaran islam, lautan ilmu, dan pengetahuan yakni Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, tabiit-tabi’in nya sampai kepada kita semua selaku umat yang memegang teguh ajarannya. Amiin ya rabbal alamin.
Penyusum senantiasa berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam penulisan makalah baik dalam bentuk ilmu pengetahuan, finansial, maupun motivasi. Terutama orang tua yang telah menyayangi dan berkorban untuk kami, dosen yang telah mentransfer banyak ilmu dan bimbingan, serta kawan-kawan seperjuangan, dan pihak-pihak lain.
Penyusun sampaikan permintaan maaf, karena pasti dalam penyusunan ini banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan maupun penyampaian, semoga dalam pembuatan selanjutnya dapat lebih baik.


Bandung,   Februari 2015

Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN                                                           
1.         1.1        Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2         Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3         Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1        Sejarah Perkembangan Administrasi........................................................ 3
2.2        Definisi Administrasi................................................................................ 6
2.3          Administrasi sebagai Disiplin Ilmu........................................................... 7
2.4          Administrasi sebagai Seni....................................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1    Kesimpulan ................................................................................................ 19
3.2    Saran .......................................................................................................... 20
DAFAR PUSTAKA ........................................................................................... 21





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia di ciptakan sebagai mahluk sosial, yang saling membutuhkan satu dengan yang lain. Tidak seorang pun manusia yang dapat hidup sendiri dan menyendiri. Manusia di dalam sosialitasnya itu hidup secara berkelompok sebagai suatu masyarakat, yang di dalamnya terdapat pula kelomok-kelompok yang lebih kecil. Kelompok manusia yang bersifat terpadu dan menyatu sebagai satu kesatuan masyarakat yang besar, disebut sebagai bangsa yang secara bersama-sama mendirikan sebuah Negara. Dalam kelompok besar itu berlangsung kebutuhan sebagai bangsa, guna menyelenggarakan pemerintahan. Pemerintah suatu Negara dalam abad maju dan modern sekarang dan di masa datang dalam mengendalikan kehidupan bersama, melakukan pula pengelompokan-pengelompokan untuk pembagian tugas. Setiap kelompok mengelola satu atau lebih bidang atau aspek kehidupan, sebagai bagian dari tugas pemerintahan kelompok itu antara lain di kenal dengan departemen atau kementrian dan berbagai lembaga non departemen lainya. Badan-badan pemerintah itu dalam menjalankan seluruh tugasnya sebagai organisasi, tidak mungkin menjalankau seluruh anggota masyarakan (warga negara), terutama jika jumlahnya banyak dan tersebar di wilayah luas. Untuk itu setiap badan pemerintahan itu membentuk lagi badan-badan perwakilannya. Setiap badan perwakilan itu, meskipun merupakan bagian dari badan pemerintahan yang membentuknya, merupakan juga sebuah organisasi, yang kegiatannya pun perlu dikendalikan.
Kegiatan pengendalian itu disebut administrasi yang karena dipergunakan dilingkungan badan-badan pemerintahan, maka disebut administrasi negara, dan jika pengendalian itu dipergunakan dilingkungan perusahaan maka disebut administrasi niaga.Besar atau kecil badan tersebut sebagai organisasi, tidak mengurangi peranan administrasi sebagai suatu proses dalam mengendalikan kegiatan-kegiatannya.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Sejarah Perkembangan Administrasi?
2.      Apa Definisi dari Administrasi?
3.      Bagaimana Administrasi sebagai Disiplin Ilmu?
4.      Bagaimana Administrasi sebagai Seni?
5.      Bagaimana Perkembangan Administrasi dan Manajemen di Indonesia?

1.3  Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Administrasi.
2.      Untuk Mengetahui Definisi Administrasi.
3.      Untuk Mengetahui Administrasi Sebagai Disiplin Ilmu.
4.      Untuk Mengetahui Administrasi sebagai Seni.
5.      Untuk Mengetahui Perkembangan Administrasi dan Manajemen di Indonesia.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Administrasi
Jatnodiprojo (1988) melakukan periodisasi perkembangan dan pertumbuhan administrasi menjadi 3 fase yaitu :
1.      Fase Prasejarah
Fase ini berakhir pada tahun 1 tarikh masehi, dalam fase ini kita bisa melihat bukti dari administrasi sebagai suatu seni ketika keta melihat adanya suatu hubungan kerasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam menentukan tujuan. Bukti konkritdari administrasi dalam fase ini adalah adanya bangunan Piramid Cheops yang dioperkirakan dibuat pada tahun 3000 sebelum masehi, Peramid tesebut merupakan sebuah proyek yang luar biasa besarnya yang tidak mungkin dikerjakan oleh satu orang saja tapi melibatkan ratusan ribu tenaga kerja, dan tentunya memerlukan proses perencanaan , pengorganisasian, dan penggerakan serta kordinasi kepemimpinan. Administrasi juga nanpak pada masa peradaban Mesopotamia, Babilonia, Tiongkok kuno, Romawi dan Yunani kuno yang dibuktikan pada berbagai sistem seperti sistem pemerintahan, hukum, kepegawaian dan perdagangan. melalui analisis sejarah dapat dilacak dan diketahui bahwa pada kira-kira tahun 1300 SM, bangsa Mesir telah mengenal Administrasi. Masyarakat Mesopotamia telah menggunakan sejenis logam sebagai alat tukar menukar yang sahyang pada gilirannya sangat memperlancarkan jalannya kegiatan dan administrasi perdagangan. Di Mesir Aspek yang berkembang pesat ialah di bidang pemerintah militer, perpajakan, perhubungan, pertanian dan irigasi. Salah satu sumbangan besar peradaban Yunani kuno pada dunia adalah pengembangan konsep tentang demokrasi.
Ciri khas sistem administrasi Yunani kuno adalah bahwa setiap orang yang memnuhi persyaratan sebagai ‘rakyat’ paling sedikit sekali dalam hidupnya harus menjadi pegawai negeri yang mengabdi kepada negara tanpa bayaran. Max Webber, seorang sosiolog berkebangsaan Jerman yang terkemuka pada zamannya, meyakini Mesir sebagai satu-satunya Negara yang paling tua yang memiliki administrasi birokratik. Demikian juga di Tiongkok kuno, dapat diketahui tentang konstitusi Chow yang dipengaruhi oleh ajaran Confucius dalam “Administrasi Pemerintahan”. Dari Yunani (430 SM) dengan susunan kepengurusan Negara yang demokratis
2.      Fase Sejarah
Fase ini berakhir pada tahun 1886, Pada fase ini peradaban manusia sudah semakin maju sudah mulai muncul pemikiran-pemikiran administrasi sebagai sebuah ilmu utamanya di Eropa. Hal ini dibuktikan dengan adanya terobosan dari kaum Kameralisme di jerman dan austraalia, kaum merkantilisme di inggris dan kaum fisiokrat di Perancis. Kaum Kameralisme , yang mengembangkan ilmu Administrasi Negara, misalnya system pembukuan dalam hal Administrasi Keuangan Negara, Merkanitilis (sentralisasi ekonomi dan politik) dan kaum Fisiokrat yang berpengaruh selama kurun waktu 1550-1700-an. Awal Pemikiran administrasi awalnya dikuasai oleh nilai-nilai budaya yang anti bisnis, anti prestasi. Sumbangan yang besar terhadap perkembangan administrasi pada fase ini adalah Timbulnya Revolusi Industri I ditandai oleh berbagai temuan, salah satunya adalah mesin uap yang ditemukan oleh James Watt.dalam revolusi industri manusia sudah mulai mencari inovasi-inovasi baru seperti dalam bidang teknologi agar mampu melakukan produksi secara efisien.
3.      Fase Modern
Fase ini mulai tahun 1886 sampai sekarang, Dua perkembangan penting di bidang administrasi yaitu:
a.       berakhirnya “status” administrasi sebagai seni semata mata.
b.      Tibanya era modern bagi administrasi yang disamping sebagai seni mulai berkembang sebagai  salah satu cabang ilmu pengetahuan.
            Fase ini diawali dengan lahirnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor pada tahun 1886. Taylor adalah seorang sarjana teknik dan bekerja di di pabrik baja di Amerika serikat. Taylor melihat bahwa dalam melakukan pekerjaanya pekerja terlalu membuang banyak waktu dan tenaga, tidak efisien dan tidak produktif,  dengan melakukan gerakan mondar-mandir yang berulang-ulang. Melihat fenomena itu taylor kemudian mengadakan studi ilmiah tentang cara meningkatkan efisiensi kerja dari pekerja. Hasil studi tersebut ia tuangkan dalam sebuah buku yang berjudul “The Principles of scientific management”. Dalam waktu yang hampir bersamaan di Perancis timbul pula perkembangan keilmuan administrasi. Henry fayol seorang insinyur yang bekerja pula pada perusahaan pertambangan baja yang sedang terancam kehancuran. Fayol melihat bahwa masalahnya terletakpadaketidakmampuan pemimpin perusahaan dalam mendayagunakan sumber-sumber yang terbatas. Ia kemudian menyajikan saran-saran pemecahannya , dan perusahaan pertambangan tersebut berhasil kembali memperoleh titik kemajuannya.  Dalam hal ini menunjukkan bahwa dalam sebuah pekerjaan pengetahuan teknik saja tidak cukup tapi harus diimbangi dengan penguasaan dibidang organisasi dan manajemen yang melandasi  ilmu administrasi. Dari kasus ini kita bisa melihat betapa pentingnya ilmu administrasi bagi masyarakat maju dan modern yang selalu melakukan kegiatan keorganisasian atau kerja sama.



2.2 Definisi Administrasi
Istilah administrasi secara etimologis berasal dari bahasa latin Administration yang dapat berarti pemberian bantuan, pemeliharaan, pelaksanaan, pimpinan dan pemerintahan, pengelolaan .  Di Italia Istilah ini berkembang menjadi administrazione , menjadi Administration  di Perancis, inggris dan jerman.
Administrasi juga berasal dari kata Belanda Administratie yang diartikan sebagai istilah tata usaha, yaitus egala kegiatan yang meliputi tulis menulis, mengetik, koresponden, kearsipan dan sebagainya (office work) . Dalam bahasa Yunani terdiri atas Ad dan ministrare yang berarti mengabdi atau melayani atau berusaha untuk memenuhi harapan setiap orang.
Secara umum pengertian administrasi dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Istilah administrasi yang dipergunakan dalam pengertian proses atau kegiatan.
2.      Istilah administrasi yang dipergunakan dalam pengertian tata usaha.
3.      Istilah administrasi yang dipergunakan dalam pengertian administrasi Negara
Beberapa pendapat atau persepsi tentang administrasi sebagai proses atau kegiatan, diantaranya :
1.      The Liang Gie. Administrasi adalah segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Soetarto dan R.P Soewarno. Administrasi adalah suatu proses penyelenggaraan dan pengurusan segenap tindakan / kegiatan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok  manusia untuk mencapai tujuan.
3.      Sondang P.Siagian. Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang lebih ditentukan sebelumnya.
4.      Leonard D White. Administrasi adalah proses yang umumnya dijumpai di semua kegiatan kelompok, baik public (Negara,pemerintah) maupun privat (swasta , perusahaan), sipil atau militer, dalam ukuran besar atau kecil.
5.      Ordway Tead. Administrasi adalah meliputi kegiatan-kegiatan individu-individu (eksekutif) dalam suatu organisasi yang bertugas mengatur , memajukan dan menyediakan fasilitas usaha kerja sama sekelompok  individu-individu untuk merealisasikan tujuan yang ditujukan.
6.      LAN RI. Administrasi adalah kergiatan kerjasama dan upaya (organisasi dan manajemen) yang bersifat sistematis, rasional dan manusiawi yang dilakukan sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.
7.      Menurut Musanef (1996:1). Dalam bukunya Manajemen Kepegawaian di Indonesia menyebutkan bahwa administrasi adalah kegiatan sekelompok manusia melalui tahapantahapan yang teratur dan dipimpin secara efektif dan efisien, dengan menggunakan sarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam implementasinya, administasi berkembang dan mempunyai tugas-tugas yang biasa disebut sebagai fungsi administrasi.

2.3 Administrasi sebagai Disiplin Ilmu
Ilmu administrasi adalah suatu ilmu yang masih muda dari pada ilmu ilmu lainnya. Nanti pada abad ke 19, ilmu ini muncul di tengah tengah ilmj pengetahuan lainnya yang telah ada . meskipun ilmu administrasi ini baru saja berkembang. Jauh sebelumnya sdudah ada persoalan admnistrasi yakni semenjak manusia hidup di samping manusia lainnya.
Administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan usaha kerjasama manusia untuk memenuhi kebutuhan kebuituhannya ataupun tujuannya.Jadi administrasi itu sudah ada sejak adanya sekelompok manusia di bumi ini yang bekerja sama karena dorongan oleh factor keinginan maupun faktor keharusan untuk memenuhikebutuhan atau tujuan tujuannya.
Menurut Siagian (1977),”Administrasi adalah keseluruhan kerja sama antara dua orang atau lebih yang diu dasarkan oleh rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. Menurut The Liang Gie & Sutarto (1977), “Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan yang di laukkan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuannya.
1.      Tahap-tahap perkembangan administrasi sebagai ilmu
Administrasi muncul sebagai ilmu baru dalam dunia ilmu pengetahuan disebabkan oleh Administrasi sebagai ilmu muncul pertama kali pada tahun 1886 yakni ditandai dengan munculnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori F.W. Taylor, yang menandai berakhirnya status administrasi dan manajemen sebagai seni semata-mata, dan mulai berdwistatus, yaitu disamping sebagai seni juga sebagai ilmu. Sejak lahirnya sampai sekarang, administrasi sebagai ilmu telah menjalani empat tahap, yakni :
a.       Survival Period (1886-1930).
 Tahun 1886 sering disebut sebagai “tahun” lahirnya ilmu administrasi, karena pada tahun itulah gerakan manajemen/administrasi ilmiah dimulai oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika Serikat yang dijuluki bapak ilmu manajemen, dan kemudian diikuti oleh Henry Fayol di Prancis yang dijuluki pula bapak ilmu Administrasi. Dalam masa ini para sarjana mulai memperjuangkan supaya pengetahuan administrasi sebagai ilmu yang mandiri atau sebagai salah satu tertib-ilmu (disiplin). Demikian juga dalam masa inilah para ahli dan sarjana mengkhususkan dirinya dalam bidang administrasi dan manajemen.
b.      Consolidation and Completion Period (1930-1945).
Dalam masa ini asas-asas, rumus-rumus dan kaidah-kaidah (norma) ilmu administrasi lebih disempurnakan. Dan dalam masa ini juga mutu (quality) dan jumlah (quantity) para sarjana administrasi turut dikembangkan serta gelar-gelar kesarjanaan dalam ilmu administrasi Negara dan niaga banyak diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi.
c.       Human Relations Period (1945-1959).
Dalam masa ini para sarjana administrasi mulai memperhatikan segi manusiawi dan menyelidiki segala hubungan dari semua orang dalam kegiatan kerjasama, baik hubungan yang bersifat resmi (dinas,formal) maupun yang tidak resmi (informal). Pada masa ini pula ditulis pula hampir semua buku mengenai hubungan antar manusia dalam kegaiatan kerjasama mereka.
d.      Behavioral Period (1959-sekarang).
Dalam masa ini para sarjana administrasi mulai mengadakan perhatian serta peningkatan terhadap penyelidikan mengenai tindakan-tindakan dan perilaku orang-orang dalam kehidupan berorganisasi dan dalam bidang pekerjaannyan system maupun pendekatan kontingensi (contingency approach).
2.      Syarat-syarat administrasi sebagai ilmu
Setiap pengetahuan memiliki syarat-syarat tertentu hingga ia disebut ilmu atau pengetahuan ilmiah. Begitu pula administrasi, ia memiliki syarat-syarat tertentu yang menjadikannya sebagai ilmu.
a.       Menggunakan metode ilmiah
Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara atau teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan penelitian itu dilaksanakan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu Rasional, Empiris dan Sistematis (RES). Rasional berarti peneltian dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Empiris berarti cara atau teknik yang dilakukan selama penenlitian itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau teknik atau langkah yang digunakan selama proses penelitian. Sistematis, maksudnya adalah proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang logis.
Data empiris yang diperoleh melalui penelitian itu harus mempunyai kriteria valid. Yaitu data yang derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti. Misalnya dalam suatu pameran bisnis terjual 500 set komputer, sementara peneliti melaporkan jauh dibawah atau diatas 500 set computer yang terjual, maka derajad validitas hasil penelitian itu rendah. Atau misalnya dalam suatu perdagangan saham tidak terjadi kerusuhan, dan peneliti melaporkan terjadi kerusuhan maka data yang dilaporkan juga tidak valid.
Untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian sering sulit dilakukan, oleh karena itu, maka validitas hasil penelitian dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas data penelitian yang telah terkumpul. Pada umumnya kalau data itu realiabel dan obyektif, maka hasil penelitiannya akan valid. Data yang valid pasti reliable dan obyektif. Reliabelitas berkenaan dengan derajad konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu. Misalnya pada hari pertama wawancara, sumber data mengatakan bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi sebanyak 1000 orang, maka besok atau lusa pun sumber data tersebut akan tetap mengatakan bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi tetap sebanyak 1000 orang, maka data tersebut adalah data yang obyektif (lawannya subyektif). Kalau ada beberapa kelompok peneliti memberikan data penelitian tersebut tidak obyektif sehingga tidak valid. Data yang reliable belum tentu valid, misalnya setiap hari seseorang karyawan perusahaan pulang malam dengan alasan ada rapat, padahal kenyataannya tidak ada rapat. Hal ini diucapkan secara konsisten tetapi datanya tidak valid. Data yang obyektif juga belum tentu valid, misalnya 99 % dari sekelompok orang menyatakan bahwa si A adalah pencuri, dan 1 % menyatakan bukan pencuri. Padahal yang benar justru yang hanya 1 % yang menyatakan bahwa A adalah bukan pencuri. Validitas data hasil penelitian dapat diperoleh dengan menggunkan instrument yang valid, menggunakan sumber data tepat dan cukup jumlahnya, serta metode pengumpulan dan analisis data yang benar. Untuk mendapatkan data yang reliable, maka instrument harus reliable dan penelitiannya dilakukan dengan berulang-ulang. Selanjutnya untuk mendapatkan data yang obyektif, maka sampel sumber data jumlahnya mendekati jumlah populasi.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
b.      Universal
Universal adalah bersifat umum atau menyeluruh. Dimana pun tempat terjadinya kegiatan administrasi, maka kegiatan itu sama seperti yang dilakukan oleh individu lain, di tempat lain pula. Ia tak terikat oleh ruang dan waktu. Selain itu, ada pembuktian atas kebenarannya. Tujuannya adalah agar ia dapat diterima dimasyarakat umum. Apabila kebenarannya tidak teruji, maka teori atau ilmu tersebut hanya dibenarkan oleh si pembuat saja, tidak diterima secara umum.
c.       Mempunyai prinsip-prinsip tertentu
Fayol meletakkan sejumlah prinsip-prinsip umum daripada Administrasi yang dipergunakan sebagai suatu rangka salah satu daripada bab Bukunya. la membagi prinsip-prinsip itu menjadi 14 (empat bedas) bagian yaitu:
·         Pembagian pekerjaan (division of work).
·         Kewenangan dan tanggung jawab (authority and responsibility).
·         Disiplin (discipline)
·         Kesatuan perintah (Unity of Command).
·         Kesatuan arah/tujuan (Unity of direction).
·         Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan individu (Subordina-tion of individual to general interest).
·         Penggajian (Remuniration).
·         Sentralisasi (Centralization).
·         Skala hirarkhi (Scalar chain).
·         Tata tertib (Order).
·         Keadilan (Equity).
·         Stabilitas daripada jabatan (Stability of tenure).
·         Prakarsa (Initiative).
·         Solidaritas artara sesama kawan sekerja (Esprit de corps).
d.      Mempunyai objek
Salah satu unsur yang terpenting dalam ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah adalah obyek. Obyek terbagi ke dalam dua bagian, yakni obyek formal dan material. Obyek material dari administrasi adalah manusia itu sendiri (atau pelaku dari administrasi itu sendiri, sementara obyek formal dari administrasi adalah perilaku atau tindakan-tindakan manusia dalam melakukan administrasi.
e.       Mempunyai sistem
Setiap ilmu dalam dirinya merupakan suatu sistem, artinya merupakan suatu kebulatan dan keutuhan tersendiri dan terpisah dari ilmu lainnya, misalnya psikologi merupakan kebulatan tersendiri yang terpisah dengan anthropologi. Begitu pula dengan administrasi. Administrasi memiliki sistem tersendiri dan terpisah dengan ilmu lainnya, dimana administrasi membahas tentang suatu kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu secara rasional dengan menggunakan prinsip efektivitas dan efesien.
f.       Dapat dijadikan teori
Mengapa tidak ada pendidikan administrasi tanya Fayol. Kenyataan bahwa waktu itu belum adanya teori Administrasi, sebab tanpa teori tidak mungkin adanya pengajaran. Sebenarnya tidak sedikit teori-teori dari seseorang yang berpengalaman memimpin suatu bidang-bidang usaha dengan sukses, tetapi usahausaha pengumpulan daripada prinsip-prinsip, peraturan-peraturan, metode-metode, prosedur-prosedur dan sebagainya yang dipergunakan untuk mengecek dari pengalaman-pengalaman umum tersebut belum ada.

2.4  Administrasi sebagai Seni
Secara etimologi administrasi berasal dari kata bahasa Inggris administration.  Dalam Webster’s New World Dictionary  (1951) administration merupakan bentuk adjective dari kata administer. Adapun kata administer menurut kamus tersebut berasal dari kata lain : ad + ministrate yang artinya adalah to serve dalam bahasa Indonesia melayani. Kemudian kata administer dalam bahasa Inggris itu diartikan sebagai : To manage, to conduct, to direct.
Sementara seni, G. R. Terry (1977) mengatakan,  “Art is personal creative power plus skill in performance”. Seni merupakan kemampuan atau kemahiran seseorang untuk menerapkan knowledge yang dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsi tertentu. Selain itu, istilah “seni” atau arti ini berasal dari  bahasa Latin yang berarti skill atau keahlian, kemahiran yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu.
Kaitannya dengan administrasi berarti bagaimana menerapkan knowledge (science) dengan menggunakan kemahiran, keterampilan, pengalaman yang dilakukan oleh para administrator/manajer (top, middle, lower level) dalam suatu kegiatan kerjasama dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain administrasi dan manajemen ditinjau dari segi praktisnya.
Administrasi sebagai seni pada hakekatnya timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia. Jelasnya semenjak manusia telah berbudaya, yaitu dengan mengembangkan ciptanya/ akal pikirannya, rasanya/ seninya, karsanya/kehendaknya, dan adanya kerja sama antara 2 orang atau lebih telah merupakan unsur-unsur administrasi dalam kehidupan bersama atau bermasyarakat. Oleh karena itu, administrasi sebagai suatu seni sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru, karena dengan adanya 2 manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, di sana sudah terdapat administrasi, yaitu administrasi dalam praktek. Herbert A. Simon, misalnya, pernah mengatakan bahwa apabila ada 2 orang yang bekerja-sama untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh satu orang di antara mereka, di sana telah terdapat administrasi. Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa sejak periode prasejarah dan periode sejarah, manusia telah menjalankan sebagian prinsip-prinsip administrasi yang sekarang kita kenal, dan telah menerapkan dalam bidang pemerintahan, perdagangan, perhubungan, pengangkutan dan sebagainya, misalnya seperti yang dikemukakan oleh Max Webber bahwa Mesir adalah negara tertua yang menjalankan sistem administrasi, khususnya adminitrasi birokratik. Demikian juga di Tiongkok kuno, dapat diketahui tentang konstitusi Chow yang dipengaruhi oleh ajaran Confucius dalam “Administrasi Pemerintahan”. Dari Yunani (430 SM) dengan susunan kepengurusan Negara yang demokratis, Romawi dengan “De Officiis dan “De Legibus”nya Marcus Tullius Cicero. Dan di Indonesia terlihat pada zaman Pemerintahan Kerajaan Mataram I, Majapahit dan Sriwijaya, dan salah satu buktinya adalah candi Borobudur, yang terus di kagumi oleh setiap orang. Administrasi sebagai seni pada hakekatnya timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia. Jelasnya semenjak manusia telah berbudaya, yaitu dengan mengembangkan ciptanya/akal pikirannya, rasanya/seninya, karsanya/kehendaknya dan adanya kerja sama antara 2 orang atau lebih telah merupakan unsur-unsur administrasi dalam kehidupan bersama/barmasyarakat. Oleh karena itu administrasi sebagai suatu seni sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru, karena dengan adanya 2 manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, disana sudah terdapat administrasi, yaitu administrasi dalam praktek. Herbert A.Simon, misalnya, pernah mengatakan bahwa apabila ada 2 orang yang bekerjasama untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh satu orang di antara mereka, di sana telah terdapat administrasi.

2.5  Perkembangan Administrasi dan Manajemen di Indonesia
A.    Perkembangan Administrasi Dan Manajemen Sebagai Seni 
Dapat dibagi menjadi tiga fase utama yaitu:
1.      Tahap Prasejarah, yang berakhir pada tahun 1 M
Bukti-bukti sejarah menunjukkan dengan jelas bahwa pada tahap prasejarah ini administrasi dan manajemen sudah berkembang dengan baik. Meskipun mungkin secara tidak sadar, masyarakat purba telah menjalankan roda administrasi berdasarkan apa yang sekarang disebut sebagai prinsip-prinsip administrasi dan manajemen. Karena kebutuhan masyarakat yang dipuaskan melalui  penerapan prinsip-prinsip administrasi dan manajemen pun relatif masih sederhana maka pada umumnya sistem administrasi dan manajemen pun relatif masih sederhana maka pada umumnya sistem administrasi dan manajemen yang dipergunakan pun belum serumit yang digunakan sekarang ini.
2.      Tahap Sejarah (tahun I M sampai dengan 1886) 
Berhubung dengan gelapnya sejarah dunia pada umumnya selama 15 abad pertama dari sejarah dunia modern, bidang administrasi dan manajemen pun turut mengalami kegelapan. Berarti tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan administrasi dan manajemen dalam 15 abad itu. Kemudian diketahui bahwa timbulnya Gereja Katolik Roma telah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan teori administrasi dan manajemen. Dengan kata lain Gereja Katolik Roma telah memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan administrasi dan manajemen. Selama hampir satu abad hasil karya ini terlupakan dan baru diselidiki kembali lahirnya gerakan manajemen Ilmiah (Scientific Manajemen Movement) yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor dari Amerika Serikat. Gerakan ini dimulai pada tahun 1886. Gerakan ini sekaligus menandai dua hal yaitu:
1)      Berakhirnya status administrasi dan manajemen sebagai seni semata-mata tetapi mulai berdwistatus karena administrasi dan manajemen itu diakui pula sebagai ilmu pengetahuan.
2)      Berakhirnya tahap sejarah dalam perkembangan administrasi dan manajemen dan tibanya zaman modern yang dimulai pada tahun 1886 dan yang masih berlangsung terus hingga dewasa ini.  
3.      Zaman Modern
Seperti telah terlihat dari analisis historis yang amat singkat di atas, fase terakhir dari perkembangan administrasi dan manajemen oleh penulis diberi nama zaman modern ditandai oleh lahirnya Gerakan Manajemen Ilmiah yang dipelopori oleh Frederick W. Taylor, di Amerika Serikat. Gerakan Manajemen Ilmiah tersebut lahir pada tahun 1886 karena pada tahun itulah Taylor, sebagai seorang sarjana pertambangan, yang bekerja pada Midvale Steel Company di Philadelphia mulai mengadakan penyelidikan-penyelidikan dalam rangka usahanya mempertinggi efisiensi perusahaan dan meningkatkan produktivitas para pekerja.
B.     Perkembangan Administrasi dan Manajemen sebagai Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai suatu objek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil dan rumus yang memulai percobaan-percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, prinsip-prinsip, dalil-dalil, dan rumus-rumus yang dapat diajarkan dan dipelajari
Ditinjau dari segi penerapan perkembangan ilmu administrasi, sejak lahirnya hingga sekarang  ilmu administrasi telah melewati empat tahap yaitu:
1.         Tahap Survival (1886 – 1930)
Tahap ini sering dikatakan sebagai tahun lahirnya administrasi karena pada tahun inilah (1886) Gerakan  Manajemen Ilmiah dimulai oleh Frederick Winslow Taylor. Dalam jangka waktu yang paling panjang para ahli yang menspesialisasikan dirinya dalam bidang administrasi dan manajemen memperjuangkan diakuinya administrasi dan manajemen sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan.
2.         Tahap Konsolidasi dan penyempurnaan (1930 – 1945)
Tahap ini disebut tahap konsolidasi dan penyempurnaan karena dalam jangka waktu inilah prinsip-prinsip, rumus-rumus, dan dalil-dalil ilmu administrasi dan manajemen lebih disempurnakan sehingga kebenarannya tidak dapat dibantah lag. Dan waktu ini pula gelar-gelar kesarjanaan dalam ilmu administrasi dan niaga mulai banyak diberikan oleh lembaga-lembaga  pendidikan tinggi.
3.         Tahap Human Relations (1945 – 1959)
Tahap ini disebut tahap human relations karena setelah terciptanya prinsip-prinsip, rumus-rumus, dan dalil-dalil yang sudah teruji kebenarannya perhatian para ahli dan sarjana beralih pada faktor manusia serta hubungan formal dan informal apa yang perlu diciptakan, dibina, dan dikembangkan oleh antara manusia pada semua tingkatan-tingkatan organisasi demi terlaksananya kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam suasana yang intim dan harmonis.
4.         Tahap Behaviouralisme  (1959 hingga sekarang)
Tahap behaviouralisme ini berakhir, ilmu administrasi dan manajemen akan memasuki tahap matematika. Dugaan ini didasarkan kepada observasi yang teliti serta gejala-gejala yang telah mulai terlihat sebagai akibat dari ditemukannya alat-alat modern (sebagai hasil perkembangan teknologi yang amat pesat) yang sekarang pun telah melalui banyak dipergunakan oleh organisasi modern dalam berbagai aspek kegiatannya seperti komputer dalam pengelolaan data.
Perkembangan Ilmu Administrasi dan Manajemen, Dalam dunia pendidikan di indonesia, bidang studi administrasi pendidikan boleh dikatakan masih baru. Di negara-negara yang sudah maju, mulai berkembang dengan pesat sejak pertengahan pertama abad ke-20, terutama sejak berakhirnya dunia kedua, khususnya di negara kita indonesia, administrasi pendidikan baru di prekenalkan melalui beberapa ikip sejak tahun 1960-an dan baru masuk sebagai mata pelajaran dan mata ujian di sga/spg sejak tahun ajaran 1965/1966. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika para pendidik sendiri banyak yang belum dapat memahami berapa perlu dan pentingnya administrasi pendidikan itu dalam penyelengaraan dan pengembangan pendidikan itu sendiri sebagai ilmu terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan pendidikan di negara masing-masing. Dalam organisasi bisnis dikenal antaral ain manajemen pengangkut dan pengiriman, manajemen pembelian gudang, manajemen perencanaan, manajemen operasi, dan sebagainya. Dalam organisasi pendidikan macam-macam manajemen seperti itu tidak dikenal melainkan hanya ada sejenis manajemen yang bertingkat ialah manajemen tertinggi sampai dengan manajemen terdepan.




BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1.    Jatnodiprojo (1988) melakukan periodisasi perkembangan dan pertumbuhan administrasi menjadi 3 fase yaitu :
1.      Fase Prasejarah
2.      Fase sejarah
3.      Fase modern
2.    Istilah administrasi secara etimologis berasal dari bahasa latin Administration yang dapat berarti pemberian bantuan, pemeliharaan, pelaksanaan, pimpinan dan pemerintahan, pengelolaan .  Di Italia Istilah ini berkembang menjadi administrazione , menjadi Administration  di Perancis, inggris dan jerman
3.    Administrasi menurut “Ilmu” adalah suatu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia yang bersifat kooperatif dan bagaimana cara-cara merealisasikannya yang terkumpul secaras sistemasi.
4.    Administrasi sebagai “Seni”  merupakan proses kegiatan yang perlu dikembangkan secara kontinu, agar administrasi sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan yang benar-benar dapat memberi peranan yang diharapkan
5.    Perkembangan administrasi dan manajemen sebagai seni itu penting diketahui karena  perkembangan tersebut selalu dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat yang dinamis,  dan sebaliknya kedinamisan masyarakat dipengaruhi pula oleh dinamika administrasi. Secara historikal perkembangan administrasi dan manajemen sebagai seni itu didasarkan kepada pengetahuan manusia modern serangga tentang kejadian-kejadian di masa lalu pada kebudayaan tertentu pula.
Perkembangan administrasi dan manajemen  sebagai ilmu pengetahuan merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan, tepatnya ilmu-ilmu pengetahuan sosial
3.2    Saran
Dari pembahasan diatas terdapat kekurangan materi yang disampaikan dikarenakan kurangnya pemahaman serta literatur yang kurang sehingga bab ini tidak lengkap. Informasi yang terdapat pada makalah ini sendiri jangan digunakan sebagai pedoman semata. Sehingga untuk lebih memahami tentang kelompok dan tim dianjurkan melihat referensi yang lain dan yang lebih lengkap.









DAFTAR PUSTAKA

AHMAD, Muhammad. 1978. Perkembangan Administrasi dan Manajemen.
            Jakarta: Bulan Bintang.
Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Handayaningrat, Soewarno. 1988. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
            Manajemen. Jakarta: CV Haji Masagung.
Jamaluddin, Muhammad. 1983. Administrasi dan Manajemen. Bandung:
            Nusantara.
Siagian, P. Sondang. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta:  Bumi Aksara.   





3 komentar:

  1. MAKASIH DAN SANGAT MEMBANTU DIJADIKAN REFERENSI

    BalasHapus
  2. Bagaimana perkembangan ilmu administrasi , ilmu organisasi dan managemen ..

    BalasHapus
  3. Bagaimana perkembangan ilmu administrasi , ilmu organisasi dan managemen ..

    BalasHapus