KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin
puja, puji, serta syukur senantiasa kita panjatkan kepada dzat yang maha
pengasih yang telah menghendaki kita untuk tetap berada dijalan yang mulia
fisabilillah dalam keadaan tolabul’ilmi.
Shalawat
beserta salam semoga tetap tercurah-limpahkan kepada baginda junjunan alam,
pembawa risalah ajaran islam, lautan ilmu, dan
pengetahuan yakni Nabi Muhammad SAW. Kepada
keluarganya, sahabat-sahabatnya, tabiit-tabi’in nya sampai kepada kita semua
selaku umat yang memegang teguh ajarannya. Amiin ya rabbal alamin.
Penyusum
senantiasa berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam penulisan
makalah baik dalam bentuk ilmu pengetahuan, finansial, maupun motivasi.
Terutama orang tua yang telah menyayangi dan berkorban untuk kami, dosen yang
telah mentransfer banyak ilmu dan bimbingan, serta kawan-kawan seperjuangan,
dan pihak-pihak lain.
Penyusun
sampaikan permintaan maaf, karena pasti dalam penyusunan ini banyak kekurangan
dan kesalahan baik dalam penulisan maupun penyampaian, semoga dalam pembuatan
selanjutnya dapat lebih baik.
Bandung, Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1.1
Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3
Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Perkembangan
Administrasi........................................................ 3
2.2
Definisi
Administrasi................................................................................ 6
2.3
Administrasi sebagai Disiplin Ilmu........................................................... 7
2.4
Administrasi
sebagai Seni....................................................................... 13
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ................................................................................................ 19
3.2
Saran .......................................................................................................... 20
DAFAR
PUSTAKA ........................................................................................... 21
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia di
ciptakan sebagai mahluk sosial, yang saling membutuhkan satu dengan yang lain.
Tidak seorang pun manusia yang dapat hidup sendiri dan menyendiri. Manusia di
dalam sosialitasnya itu hidup secara berkelompok sebagai suatu masyarakat, yang
di dalamnya terdapat pula kelomok-kelompok yang lebih kecil. Kelompok manusia
yang bersifat terpadu dan menyatu sebagai satu kesatuan masyarakat yang besar,
disebut sebagai bangsa yang secara bersama-sama mendirikan sebuah Negara. Dalam
kelompok besar itu berlangsung kebutuhan sebagai bangsa, guna menyelenggarakan
pemerintahan. Pemerintah suatu Negara dalam abad maju dan modern sekarang dan
di masa datang dalam mengendalikan kehidupan bersama, melakukan pula
pengelompokan-pengelompokan untuk pembagian tugas. Setiap kelompok mengelola
satu atau lebih bidang atau aspek kehidupan, sebagai bagian dari tugas
pemerintahan kelompok itu antara lain di kenal dengan departemen atau
kementrian dan berbagai lembaga non departemen lainya. Badan-badan pemerintah
itu dalam menjalankan seluruh tugasnya sebagai organisasi, tidak mungkin
menjalankau seluruh anggota masyarakan (warga negara), terutama jika jumlahnya
banyak dan tersebar di wilayah luas. Untuk itu setiap badan pemerintahan itu
membentuk lagi badan-badan perwakilannya. Setiap badan perwakilan itu, meskipun
merupakan bagian dari badan pemerintahan yang membentuknya, merupakan juga
sebuah organisasi, yang kegiatannya pun perlu dikendalikan.
Kegiatan
pengendalian itu disebut administrasi yang karena dipergunakan dilingkungan
badan-badan pemerintahan, maka disebut administrasi negara, dan jika
pengendalian itu dipergunakan dilingkungan perusahaan maka disebut administrasi
niaga.Besar atau kecil badan tersebut sebagai organisasi, tidak mengurangi
peranan administrasi sebagai suatu proses dalam mengendalikan
kegiatan-kegiatannya.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang masalah diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana Sejarah Perkembangan Administrasi?
2.
Apa Definisi dari Administrasi?
3.
Bagaimana Administrasi sebagai
Disiplin Ilmu?
4.
Bagaimana Administrasi sebagai Seni?
5.
Bagaimana Perkembangan Administrasi
dan Manajemen di Indonesia?
1.3 Tujuan
1.
Untuk Mengetahui Sejarah
Perkembangan Administrasi.
2.
Untuk Mengetahui Definisi
Administrasi.
3.
Untuk Mengetahui Administrasi
Sebagai Disiplin Ilmu.
4.
Untuk Mengetahui Administrasi
sebagai Seni.
5.
Untuk Mengetahui Perkembangan
Administrasi dan Manajemen di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Perkembangan Administrasi
Jatnodiprojo
(1988) melakukan periodisasi perkembangan dan pertumbuhan administrasi menjadi
3 fase yaitu :
1.
Fase Prasejarah
Fase ini berakhir pada tahun 1
tarikh masehi, dalam fase ini kita bisa melihat bukti dari administrasi sebagai
suatu seni ketika keta melihat adanya suatu hubungan kerasama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih dalam menentukan tujuan. Bukti konkritdari
administrasi dalam fase ini adalah adanya bangunan Piramid Cheops yang
dioperkirakan dibuat pada tahun 3000 sebelum masehi, Peramid tesebut merupakan
sebuah proyek yang luar biasa besarnya yang tidak mungkin dikerjakan oleh satu
orang saja tapi melibatkan ratusan ribu tenaga kerja, dan tentunya memerlukan
proses perencanaan , pengorganisasian, dan penggerakan serta kordinasi
kepemimpinan. Administrasi juga nanpak pada masa peradaban Mesopotamia,
Babilonia, Tiongkok kuno, Romawi dan Yunani kuno yang dibuktikan pada berbagai
sistem seperti sistem pemerintahan, hukum, kepegawaian dan perdagangan. melalui
analisis sejarah dapat dilacak dan diketahui bahwa pada kira-kira tahun 1300
SM, bangsa Mesir telah mengenal Administrasi. Masyarakat Mesopotamia telah
menggunakan sejenis logam sebagai alat tukar menukar yang sahyang pada
gilirannya sangat memperlancarkan jalannya kegiatan dan administrasi perdagangan.
Di Mesir Aspek yang berkembang pesat ialah di bidang pemerintah militer,
perpajakan, perhubungan, pertanian dan irigasi. Salah satu sumbangan besar
peradaban Yunani kuno pada dunia adalah pengembangan konsep tentang demokrasi.
Ciri khas sistem administrasi Yunani kuno adalah bahwa setiap orang yang memnuhi persyaratan sebagai ‘rakyat’ paling sedikit sekali dalam hidupnya harus menjadi pegawai negeri yang mengabdi kepada negara tanpa bayaran. Max Webber, seorang sosiolog berkebangsaan Jerman yang terkemuka pada zamannya, meyakini Mesir sebagai satu-satunya Negara yang paling tua yang memiliki administrasi birokratik. Demikian juga di Tiongkok kuno, dapat diketahui tentang konstitusi Chow yang dipengaruhi oleh ajaran Confucius dalam “Administrasi Pemerintahan”. Dari Yunani (430 SM) dengan susunan kepengurusan Negara yang demokratis
Ciri khas sistem administrasi Yunani kuno adalah bahwa setiap orang yang memnuhi persyaratan sebagai ‘rakyat’ paling sedikit sekali dalam hidupnya harus menjadi pegawai negeri yang mengabdi kepada negara tanpa bayaran. Max Webber, seorang sosiolog berkebangsaan Jerman yang terkemuka pada zamannya, meyakini Mesir sebagai satu-satunya Negara yang paling tua yang memiliki administrasi birokratik. Demikian juga di Tiongkok kuno, dapat diketahui tentang konstitusi Chow yang dipengaruhi oleh ajaran Confucius dalam “Administrasi Pemerintahan”. Dari Yunani (430 SM) dengan susunan kepengurusan Negara yang demokratis
2.
Fase Sejarah
Fase ini berakhir pada tahun 1886,
Pada fase ini peradaban manusia sudah semakin maju sudah mulai muncul
pemikiran-pemikiran administrasi sebagai sebuah ilmu utamanya di Eropa. Hal ini
dibuktikan dengan adanya terobosan dari kaum Kameralisme di jerman dan
austraalia, kaum merkantilisme di inggris dan kaum fisiokrat di Perancis. Kaum
Kameralisme , yang mengembangkan ilmu Administrasi Negara, misalnya system
pembukuan dalam hal Administrasi Keuangan Negara, Merkanitilis (sentralisasi
ekonomi dan politik) dan kaum Fisiokrat yang berpengaruh selama kurun waktu
1550-1700-an. Awal Pemikiran administrasi awalnya dikuasai oleh nilai-nilai
budaya yang anti bisnis, anti prestasi. Sumbangan yang besar terhadap
perkembangan administrasi pada fase ini adalah Timbulnya Revolusi Industri I
ditandai oleh berbagai temuan, salah satunya adalah mesin uap yang ditemukan
oleh James Watt.dalam revolusi industri manusia sudah mulai mencari inovasi-inovasi
baru seperti dalam bidang teknologi agar mampu melakukan produksi secara
efisien.
3.
Fase Modern
Fase ini mulai tahun 1886 sampai
sekarang, Dua perkembangan penting di bidang administrasi yaitu:
a.
berakhirnya “status” administrasi
sebagai seni semata mata.
b.
Tibanya era modern bagi administrasi
yang disamping sebagai seni mulai berkembang sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan.
Fase
ini diawali dengan lahirnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh
Frederick Winslow Taylor pada tahun 1886. Taylor adalah seorang sarjana teknik
dan bekerja di di pabrik baja di Amerika serikat. Taylor melihat bahwa dalam
melakukan pekerjaanya pekerja terlalu membuang banyak waktu dan tenaga, tidak
efisien dan tidak produktif, dengan
melakukan gerakan mondar-mandir yang berulang-ulang. Melihat fenomena itu
taylor kemudian mengadakan studi ilmiah tentang cara meningkatkan efisiensi
kerja dari pekerja. Hasil studi tersebut ia tuangkan dalam sebuah buku yang
berjudul “The Principles of scientific management”. Dalam waktu yang hampir
bersamaan di Perancis timbul pula perkembangan keilmuan administrasi. Henry
fayol seorang insinyur yang bekerja pula pada perusahaan pertambangan baja yang
sedang terancam kehancuran. Fayol melihat bahwa masalahnya terletakpadaketidakmampuan
pemimpin perusahaan dalam mendayagunakan sumber-sumber yang terbatas. Ia
kemudian menyajikan saran-saran pemecahannya , dan perusahaan pertambangan
tersebut berhasil kembali memperoleh titik kemajuannya. Dalam hal ini menunjukkan bahwa dalam sebuah
pekerjaan pengetahuan teknik saja tidak cukup tapi harus diimbangi dengan
penguasaan dibidang organisasi dan manajemen yang melandasi ilmu administrasi. Dari kasus ini kita bisa
melihat betapa pentingnya ilmu administrasi bagi masyarakat maju dan modern
yang selalu melakukan kegiatan keorganisasian atau kerja sama.
2.2 Definisi
Administrasi
Istilah
administrasi secara etimologis berasal dari bahasa latin Administration yang
dapat berarti pemberian bantuan, pemeliharaan, pelaksanaan, pimpinan dan pemerintahan,
pengelolaan . Di Italia Istilah ini
berkembang menjadi administrazione , menjadi Administration di Perancis, inggris dan jerman.
Administrasi
juga berasal dari kata Belanda Administratie yang diartikan sebagai istilah
tata usaha, yaitus egala kegiatan yang meliputi tulis menulis, mengetik,
koresponden, kearsipan dan sebagainya (office work) . Dalam bahasa Yunani
terdiri atas Ad dan ministrare yang berarti mengabdi atau melayani atau
berusaha untuk memenuhi harapan setiap orang.
Secara umum pengertian
administrasi dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Istilah administrasi yang
dipergunakan dalam pengertian proses atau kegiatan.
2.
Istilah administrasi yang
dipergunakan dalam pengertian tata usaha.
3.
Istilah administrasi yang
dipergunakan dalam pengertian administrasi Negara
Beberapa
pendapat atau persepsi tentang administrasi sebagai proses atau kegiatan,
diantaranya :
1.
The Liang Gie. Administrasi adalah
segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama
sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.
Soetarto dan R.P Soewarno.
Administrasi adalah suatu proses penyelenggaraan dan pengurusan segenap
tindakan / kegiatan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan.
3.
Sondang P.Siagian. Administrasi
adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang lebih
ditentukan sebelumnya.
4.
Leonard D White. Administrasi adalah
proses yang umumnya dijumpai di semua kegiatan kelompok, baik public
(Negara,pemerintah) maupun privat (swasta , perusahaan), sipil atau militer,
dalam ukuran besar atau kecil.
5.
Ordway Tead. Administrasi adalah
meliputi kegiatan-kegiatan individu-individu (eksekutif) dalam suatu organisasi
yang bertugas mengatur , memajukan dan menyediakan fasilitas usaha kerja sama
sekelompok individu-individu untuk
merealisasikan tujuan yang ditujukan.
6.
LAN RI. Administrasi adalah
kergiatan kerjasama dan upaya (organisasi dan manajemen) yang bersifat
sistematis, rasional dan manusiawi yang dilakukan sekelompok orang untuk
mencapai tujuan bersama.
7.
Menurut Musanef (1996:1). Dalam
bukunya Manajemen Kepegawaian di Indonesia menyebutkan bahwa administrasi
adalah kegiatan sekelompok manusia melalui tahapantahapan yang teratur dan
dipimpin secara efektif dan efisien, dengan menggunakan sarana yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam implementasinya, administasi
berkembang dan mempunyai tugas-tugas yang biasa disebut sebagai fungsi
administrasi.
2.3 Administrasi sebagai Disiplin
Ilmu
Ilmu
administrasi adalah suatu ilmu yang masih muda dari pada ilmu ilmu lainnya.
Nanti pada abad ke 19, ilmu ini muncul di tengah tengah ilmj pengetahuan
lainnya yang telah ada . meskipun ilmu administrasi ini baru saja berkembang.
Jauh sebelumnya sdudah ada persoalan admnistrasi yakni semenjak manusia hidup
di samping manusia lainnya.
Administrasi
adalah segenap proses penyelenggaraan usaha kerjasama manusia untuk memenuhi
kebutuhan kebuituhannya ataupun tujuannya.Jadi administrasi itu sudah ada sejak
adanya sekelompok manusia di bumi ini yang bekerja sama karena dorongan oleh
factor keinginan maupun faktor keharusan untuk memenuhikebutuhan atau tujuan
tujuannya.
Menurut
Siagian (1977),”Administrasi adalah keseluruhan kerja sama antara dua orang
atau lebih yang diu dasarkan oleh rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah di tentukan sebelumnya. Menurut The Liang Gie & Sutarto (1977),
“Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan
yang di laukkan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuannya.
1.
Tahap-tahap
perkembangan administrasi sebagai ilmu
Administrasi
muncul sebagai ilmu baru dalam dunia ilmu pengetahuan disebabkan oleh
Administrasi sebagai ilmu muncul pertama kali pada tahun 1886 yakni ditandai
dengan munculnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori F.W. Taylor, yang
menandai berakhirnya status administrasi dan manajemen sebagai seni
semata-mata, dan mulai berdwistatus, yaitu disamping sebagai seni juga sebagai
ilmu. Sejak lahirnya sampai sekarang, administrasi sebagai ilmu telah menjalani
empat tahap, yakni :
a. Survival Period (1886-1930).
Tahun 1886 sering disebut sebagai “tahun”
lahirnya ilmu administrasi, karena pada tahun itulah gerakan
manajemen/administrasi ilmiah dimulai oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika
Serikat yang dijuluki bapak ilmu manajemen, dan kemudian diikuti oleh Henry
Fayol di Prancis yang dijuluki pula bapak ilmu Administrasi. Dalam masa ini
para sarjana mulai memperjuangkan supaya pengetahuan administrasi sebagai ilmu
yang mandiri atau sebagai salah satu tertib-ilmu (disiplin). Demikian juga
dalam masa inilah para ahli dan sarjana mengkhususkan dirinya dalam bidang
administrasi dan manajemen.
b. Consolidation and Completion Period (1930-1945).
Dalam masa ini asas-asas,
rumus-rumus dan kaidah-kaidah (norma) ilmu administrasi lebih disempurnakan.
Dan dalam masa ini juga mutu (quality) dan jumlah (quantity) para sarjana
administrasi turut dikembangkan serta gelar-gelar kesarjanaan dalam ilmu
administrasi Negara dan niaga banyak diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan
tinggi.
c. Human Relations Period (1945-1959).
Dalam masa ini para sarjana
administrasi mulai memperhatikan segi manusiawi dan menyelidiki segala hubungan
dari semua orang dalam kegiatan kerjasama, baik hubungan yang bersifat resmi
(dinas,formal) maupun yang tidak resmi (informal). Pada masa ini pula ditulis
pula hampir semua buku mengenai hubungan antar manusia dalam kegaiatan
kerjasama mereka.
d. Behavioral Period (1959-sekarang).
Dalam masa ini para sarjana
administrasi mulai mengadakan perhatian serta peningkatan terhadap penyelidikan
mengenai tindakan-tindakan dan perilaku orang-orang dalam kehidupan
berorganisasi dan dalam bidang pekerjaannyan system maupun pendekatan
kontingensi (contingency approach).
2. Syarat-syarat administrasi sebagai ilmu
Setiap pengetahuan memiliki
syarat-syarat tertentu hingga ia disebut ilmu atau pengetahuan ilmiah. Begitu
pula administrasi, ia memiliki syarat-syarat tertentu yang menjadikannya
sebagai ilmu.
a. Menggunakan metode ilmiah
Metode penelitian merupakan
cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Cara atau teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan
penelitian itu dilaksanakan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu Rasional,
Empiris dan Sistematis (RES). Rasional berarti peneltian dilakukan dengan cara yang
masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Empiris berarti cara atau
teknik yang dilakukan selama penenlitian itu dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau teknik atau
langkah yang digunakan selama proses penelitian. Sistematis, maksudnya adalah
proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu
yang logis.
Data empiris yang diperoleh
melalui penelitian itu harus mempunyai kriteria valid. Yaitu data yang derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang
dikumpulkan oleh peneliti. Misalnya dalam suatu pameran bisnis terjual 500 set
komputer, sementara peneliti melaporkan jauh dibawah atau diatas 500 set
computer yang terjual, maka derajad validitas hasil penelitian itu rendah. Atau
misalnya dalam suatu perdagangan saham tidak terjadi kerusuhan, dan peneliti
melaporkan terjadi kerusuhan maka data yang dilaporkan juga tidak valid.
Untuk mendapatkan data yang
valid dalam penelitian sering sulit dilakukan, oleh karena itu, maka validitas
hasil penelitian dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas
data penelitian yang telah terkumpul. Pada umumnya kalau data itu realiabel dan
obyektif, maka hasil penelitiannya akan valid. Data yang valid pasti reliable
dan obyektif. Reliabelitas berkenaan dengan derajad konsistensi/keajegan data
dalam interval waktu tertentu. Misalnya pada hari pertama wawancara, sumber
data mengatakan bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi sebanyak 1000 orang,
maka besok atau lusa pun sumber data tersebut akan tetap mengatakan bahwa
jumlah karyawan yang berdemonstrasi tetap sebanyak 1000 orang, maka data
tersebut adalah data yang obyektif (lawannya subyektif). Kalau ada beberapa
kelompok peneliti memberikan data penelitian tersebut tidak obyektif sehingga
tidak valid. Data yang reliable belum tentu valid, misalnya setiap hari
seseorang karyawan perusahaan pulang malam dengan alasan ada rapat, padahal
kenyataannya tidak ada rapat. Hal ini diucapkan secara konsisten tetapi datanya
tidak valid. Data yang obyektif juga belum tentu valid, misalnya 99 % dari
sekelompok orang menyatakan bahwa si A adalah pencuri, dan 1 % menyatakan bukan
pencuri. Padahal yang benar justru yang hanya 1 % yang menyatakan bahwa A
adalah bukan pencuri. Validitas data hasil penelitian dapat diperoleh dengan
menggunkan instrument yang valid, menggunakan sumber data tepat dan cukup
jumlahnya, serta metode pengumpulan dan analisis data yang benar. Untuk
mendapatkan data yang reliable, maka instrument harus reliable dan
penelitiannya dilakukan dengan berulang-ulang. Selanjutnya untuk mendapatkan
data yang obyektif, maka sampel sumber data jumlahnya mendekati jumlah
populasi.
Setiap penelitian mempunyai
tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam
yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti
data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu
digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau
pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang telah ada.
b. Universal
Universal adalah bersifat
umum atau menyeluruh. Dimana pun tempat terjadinya kegiatan administrasi, maka
kegiatan itu sama seperti yang dilakukan oleh individu lain, di tempat lain
pula. Ia tak terikat oleh ruang dan waktu. Selain itu, ada pembuktian atas
kebenarannya. Tujuannya adalah agar ia dapat diterima dimasyarakat umum.
Apabila kebenarannya tidak teruji, maka teori atau ilmu tersebut hanya
dibenarkan oleh si pembuat saja, tidak diterima secara umum.
c. Mempunyai prinsip-prinsip tertentu
Fayol meletakkan sejumlah
prinsip-prinsip umum daripada Administrasi yang dipergunakan sebagai suatu
rangka salah satu daripada bab Bukunya. la membagi prinsip-prinsip itu menjadi
14 (empat bedas) bagian yaitu:
·
Pembagian
pekerjaan (division of work).
·
Kewenangan
dan tanggung jawab (authority and responsibility).
·
Disiplin
(discipline)
·
Kesatuan
perintah (Unity of Command).
·
Kesatuan
arah/tujuan (Unity of direction).
·
Mendahulukan
kepentingan umum daripada kepentingan individu (Subordina-tion of individual to
general interest).
·
Penggajian
(Remuniration).
·
Sentralisasi
(Centralization).
·
Skala hirarkhi (Scalar chain).
·
Tata
tertib (Order).
·
Keadilan
(Equity).
·
Stabilitas
daripada jabatan (Stability of tenure).
·
Prakarsa
(Initiative).
·
Solidaritas artara sesama kawan sekerja (Esprit
de corps).
d. Mempunyai objek
Salah satu unsur yang terpenting dalam ilmu pengetahuan atau
pengetahuan ilmiah adalah obyek. Obyek terbagi ke dalam dua bagian, yakni obyek
formal dan material. Obyek
material dari administrasi adalah manusia itu sendiri (atau pelaku dari
administrasi itu sendiri, sementara obyek formal dari administrasi adalah
perilaku atau tindakan-tindakan manusia dalam melakukan administrasi.
e. Mempunyai sistem
Setiap ilmu dalam dirinya merupakan suatu sistem, artinya
merupakan suatu kebulatan dan keutuhan tersendiri dan terpisah dari ilmu
lainnya, misalnya psikologi merupakan kebulatan tersendiri yang terpisah dengan
anthropologi. Begitu pula dengan administrasi. Administrasi memiliki sistem
tersendiri dan terpisah dengan ilmu lainnya, dimana administrasi membahas
tentang suatu kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu secara rasional dengan menggunakan prinsip efektivitas dan
efesien.
f. Dapat dijadikan teori
Mengapa tidak ada pendidikan
administrasi tanya Fayol. Kenyataan bahwa waktu itu belum adanya teori
Administrasi, sebab tanpa teori tidak mungkin adanya pengajaran. Sebenarnya
tidak sedikit teori-teori dari seseorang yang berpengalaman memimpin suatu
bidang-bidang usaha dengan sukses, tetapi usahausaha pengumpulan daripada
prinsip-prinsip, peraturan-peraturan, metode-metode, prosedur-prosedur dan
sebagainya yang dipergunakan untuk mengecek dari pengalaman-pengalaman umum
tersebut belum ada.
2.4 Administrasi
sebagai Seni
Secara
etimologi administrasi berasal dari kata bahasa Inggris administration.
Dalam Webster’s New World Dictionary (1951) administration merupakan bentuk adjective dari kata administer.
Adapun kata administer
menurut kamus tersebut berasal dari kata lain : ad + ministrate yang
artinya adalah to serve dalam bahasa Indonesia melayani. Kemudian kata administer dalam bahasa Inggris itu diartikan
sebagai : To manage, to conduct, to direct.
Sementara
seni, G. R. Terry (1977) mengatakan, “Art is personal creative power
plus skill in performance”. Seni merupakan kemampuan atau kemahiran
seseorang untuk menerapkan knowledge yang dimiliki dalam menjalankan
tugas dan fungsi tertentu. Selain itu, istilah “seni” atau arti ini berasal
dari bahasa Latin yang berarti skill atau keahlian, kemahiran yang
timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu.
Kaitannya
dengan administrasi berarti bagaimana menerapkan knowledge (science)
dengan menggunakan kemahiran, keterampilan, pengalaman yang dilakukan oleh para
administrator/manajer (top, middle, lower level) dalam suatu kegiatan kerjasama
dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain administrasi dan
manajemen ditinjau dari segi praktisnya.
Administrasi
sebagai seni pada hakekatnya timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban
manusia. Jelasnya semenjak manusia telah berbudaya, yaitu dengan mengembangkan
ciptanya/ akal pikirannya, rasanya/ seninya, karsanya/kehendaknya, dan adanya
kerja sama antara 2 orang atau lebih telah merupakan unsur-unsur administrasi
dalam kehidupan bersama atau bermasyarakat. Oleh karena itu, administrasi
sebagai suatu seni sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru, karena dengan
adanya 2 manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, di sana
sudah terdapat administrasi, yaitu administrasi dalam praktek. Herbert A.
Simon, misalnya, pernah mengatakan bahwa apabila ada 2 orang yang bekerja-sama
untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh satu
orang di antara mereka, di sana telah terdapat administrasi. Sejarah telah
menunjukkan kepada kita bahwa sejak periode prasejarah dan periode sejarah,
manusia telah menjalankan sebagian prinsip-prinsip administrasi yang sekarang
kita kenal, dan telah menerapkan dalam bidang pemerintahan, perdagangan,
perhubungan, pengangkutan dan sebagainya, misalnya seperti yang dikemukakan
oleh Max Webber bahwa Mesir adalah negara tertua yang menjalankan sistem
administrasi, khususnya adminitrasi birokratik. Demikian juga di Tiongkok kuno,
dapat diketahui tentang konstitusi Chow yang dipengaruhi oleh ajaran Confucius
dalam “Administrasi Pemerintahan”. Dari Yunani (430 SM) dengan susunan
kepengurusan Negara yang demokratis, Romawi dengan “De Officiis dan “De
Legibus”nya Marcus Tullius Cicero. Dan di Indonesia terlihat pada zaman
Pemerintahan Kerajaan Mataram I, Majapahit dan Sriwijaya, dan salah satu
buktinya adalah candi Borobudur, yang terus di kagumi oleh setiap orang.
Administrasi sebagai seni pada hakekatnya timbul bersama-sama dengan timbulnya
peradaban manusia. Jelasnya semenjak manusia telah berbudaya, yaitu dengan
mengembangkan ciptanya/akal pikirannya, rasanya/seninya, karsanya/kehendaknya
dan adanya kerja sama antara 2 orang atau lebih telah merupakan unsur-unsur
administrasi dalam kehidupan bersama/barmasyarakat. Oleh karena itu
administrasi sebagai suatu seni sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru,
karena dengan adanya 2 manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu, disana sudah terdapat administrasi, yaitu administrasi dalam praktek.
Herbert A.Simon, misalnya, pernah mengatakan bahwa apabila ada 2 orang yang
bekerjasama untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya
oleh satu orang di antara mereka, di sana telah terdapat administrasi.
2.5
Perkembangan
Administrasi dan Manajemen di Indonesia
A.
Perkembangan Administrasi Dan
Manajemen Sebagai Seni
Dapat dibagi
menjadi tiga fase utama yaitu:
1.
Tahap Prasejarah, yang berakhir pada
tahun 1 M
Bukti-bukti
sejarah menunjukkan dengan jelas bahwa pada tahap prasejarah ini administrasi
dan manajemen sudah berkembang dengan baik. Meskipun mungkin secara tidak
sadar, masyarakat purba telah menjalankan roda administrasi berdasarkan apa
yang sekarang disebut sebagai prinsip-prinsip administrasi dan manajemen.
Karena kebutuhan masyarakat yang dipuaskan melalui penerapan prinsip-prinsip administrasi dan
manajemen pun relatif masih sederhana maka pada umumnya sistem administrasi dan
manajemen pun relatif masih sederhana maka pada umumnya sistem administrasi dan
manajemen yang dipergunakan pun belum serumit yang digunakan sekarang ini.
2.
Tahap Sejarah (tahun I M sampai
dengan 1886)
Berhubung
dengan gelapnya sejarah dunia pada umumnya selama 15 abad pertama dari sejarah
dunia modern, bidang administrasi dan manajemen pun turut mengalami kegelapan.
Berarti tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan administrasi dan
manajemen dalam 15 abad itu. Kemudian diketahui bahwa timbulnya Gereja Katolik
Roma telah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan teori administrasi
dan manajemen. Dengan kata lain Gereja Katolik Roma telah memberikan sumbangan
yang besar terhadap perkembangan administrasi dan manajemen. Selama hampir satu
abad hasil karya ini terlupakan dan baru diselidiki kembali lahirnya gerakan
manajemen Ilmiah (Scientific Manajemen Movement) yang dipelopori oleh Frederick
Winslow Taylor dari Amerika Serikat. Gerakan ini dimulai pada tahun 1886.
Gerakan ini sekaligus menandai dua hal yaitu:
1)
Berakhirnya status administrasi dan
manajemen sebagai seni semata-mata tetapi mulai berdwistatus karena
administrasi dan manajemen itu diakui pula sebagai ilmu pengetahuan.
2)
Berakhirnya tahap sejarah dalam
perkembangan administrasi dan manajemen dan tibanya zaman modern yang dimulai
pada tahun 1886 dan yang masih berlangsung terus hingga dewasa ini.
3.
Zaman Modern
Seperti
telah terlihat dari analisis historis yang amat singkat di atas, fase terakhir
dari perkembangan administrasi dan manajemen oleh penulis diberi nama zaman
modern ditandai oleh lahirnya Gerakan Manajemen Ilmiah yang dipelopori oleh
Frederick W. Taylor, di Amerika Serikat. Gerakan Manajemen Ilmiah tersebut lahir
pada tahun 1886 karena pada tahun itulah Taylor, sebagai seorang sarjana
pertambangan, yang bekerja pada Midvale Steel Company di Philadelphia mulai
mengadakan penyelidikan-penyelidikan dalam rangka usahanya mempertinggi
efisiensi perusahaan dan meningkatkan produktivitas para pekerja.
B.
Perkembangan Administrasi dan
Manajemen sebagai Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan
sebagai suatu objek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil dan rumus
yang memulai percobaan-percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali telah
teruji kebenarannya, prinsip-prinsip, dalil-dalil, dan rumus-rumus yang dapat
diajarkan dan dipelajari
Ditinjau dari segi penerapan
perkembangan ilmu administrasi, sejak lahirnya hingga sekarang ilmu administrasi telah melewati empat tahap
yaitu:
1.
Tahap Survival (1886 – 1930)
Tahap ini sering dikatakan sebagai tahun lahirnya
administrasi karena pada tahun inilah (1886) Gerakan Manajemen Ilmiah dimulai oleh Frederick
Winslow Taylor. Dalam jangka waktu yang paling panjang para ahli yang
menspesialisasikan dirinya dalam bidang administrasi dan manajemen
memperjuangkan diakuinya administrasi dan manajemen sebagai salah satu cabang
ilmu pengetahuan.
2.
Tahap Konsolidasi dan penyempurnaan
(1930 – 1945)
Tahap ini disebut tahap konsolidasi dan penyempurnaan
karena dalam jangka waktu inilah prinsip-prinsip, rumus-rumus, dan dalil-dalil
ilmu administrasi dan manajemen lebih disempurnakan sehingga kebenarannya tidak
dapat dibantah lag. Dan waktu ini pula gelar-gelar kesarjanaan dalam ilmu
administrasi dan niaga mulai banyak diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi.
3.
Tahap Human Relations (1945 – 1959)
Tahap ini disebut tahap human relations karena setelah
terciptanya prinsip-prinsip, rumus-rumus, dan dalil-dalil yang sudah teruji
kebenarannya perhatian para ahli dan sarjana beralih pada faktor manusia serta
hubungan formal dan informal apa yang perlu diciptakan, dibina, dan
dikembangkan oleh antara manusia pada semua tingkatan-tingkatan organisasi demi
terlaksananya kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam suasana yang
intim dan harmonis.
4.
Tahap Behaviouralisme (1959 hingga sekarang)
Tahap behaviouralisme ini berakhir, ilmu administrasi
dan manajemen akan memasuki tahap matematika. Dugaan ini didasarkan kepada
observasi yang teliti serta gejala-gejala yang telah mulai terlihat sebagai
akibat dari ditemukannya alat-alat modern (sebagai hasil perkembangan teknologi
yang amat pesat) yang sekarang pun telah melalui banyak dipergunakan oleh
organisasi modern dalam berbagai aspek kegiatannya seperti komputer dalam
pengelolaan data.
Perkembangan
Ilmu Administrasi dan Manajemen, Dalam dunia pendidikan di indonesia, bidang
studi administrasi pendidikan boleh dikatakan masih baru. Di negara-negara yang
sudah maju, mulai berkembang dengan pesat sejak pertengahan pertama abad ke-20,
terutama sejak berakhirnya dunia kedua, khususnya di negara kita indonesia,
administrasi pendidikan baru di prekenalkan melalui beberapa ikip sejak tahun
1960-an dan baru masuk sebagai mata pelajaran dan mata ujian di sga/spg sejak
tahun ajaran 1965/1966. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika para pendidik
sendiri banyak yang belum dapat memahami berapa perlu dan pentingnya
administrasi pendidikan itu dalam penyelengaraan dan pengembangan pendidikan
itu sendiri sebagai ilmu terus mengalami perkembangan sesuai dengan
perkembangan pendidikan di negara masing-masing. Dalam organisasi bisnis
dikenal antaral ain manajemen pengangkut dan pengiriman, manajemen pembelian
gudang, manajemen perencanaan, manajemen operasi, dan sebagainya. Dalam
organisasi pendidikan macam-macam manajemen seperti itu tidak dikenal melainkan
hanya ada sejenis manajemen yang bertingkat ialah manajemen tertinggi sampai
dengan manajemen terdepan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Jatnodiprojo (1988) melakukan
periodisasi perkembangan dan pertumbuhan administrasi menjadi 3 fase yaitu :
1.
Fase Prasejarah
2.
Fase sejarah
3.
Fase modern
2.
Istilah administrasi secara
etimologis berasal dari bahasa latin Administration yang dapat berarti
pemberian bantuan, pemeliharaan, pelaksanaan, pimpinan dan pemerintahan,
pengelolaan . Di Italia Istilah ini
berkembang menjadi administrazione , menjadi Administration di Perancis, inggris dan jerman
3.
Administrasi
menurut “Ilmu” adalah suatu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia yang
bersifat kooperatif dan bagaimana cara-cara merealisasikannya yang terkumpul
secaras sistemasi.
4.
Administrasi
sebagai “Seni” merupakan proses kegiatan
yang perlu dikembangkan secara kontinu, agar administrasi sebagai suatu cara
untuk mencapai tujuan yang benar-benar dapat memberi peranan yang diharapkan
5.
Perkembangan administrasi dan
manajemen sebagai seni itu penting diketahui karena perkembangan tersebut selalu dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakat yang dinamis,
dan sebaliknya kedinamisan masyarakat dipengaruhi pula oleh dinamika
administrasi. Secara historikal perkembangan administrasi dan manajemen sebagai
seni itu didasarkan kepada pengetahuan manusia modern serangga tentang
kejadian-kejadian di masa lalu pada kebudayaan tertentu pula.
Perkembangan administrasi dan manajemen sebagai ilmu pengetahuan merupakan salah satu
cabang ilmu pengetahuan, tepatnya ilmu-ilmu pengetahuan sosial
3.2
Saran
Dari
pembahasan diatas terdapat kekurangan materi yang disampaikan dikarenakan
kurangnya pemahaman serta literatur yang kurang sehingga bab ini tidak lengkap.
Informasi yang terdapat pada makalah ini sendiri jangan digunakan sebagai
pedoman semata. Sehingga untuk lebih memahami tentang kelompok dan tim
dianjurkan melihat referensi yang lain dan yang lebih lengkap.
DAFTAR
PUSTAKA
AHMAD, Muhammad. 1978. Perkembangan Administrasi dan Manajemen.
Jakarta:
Bulan Bintang.
Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat
Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Handayaningrat, Soewarno. 1988. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta: CV
Haji Masagung.
Jamaluddin, Muhammad.
1983. Administrasi dan Manajemen.
Bandung:
Nusantara.
Siagian, P. Sondang. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
MAKASIH DAN SANGAT MEMBANTU DIJADIKAN REFERENSI
BalasHapusBagaimana perkembangan ilmu administrasi , ilmu organisasi dan managemen ..
BalasHapusBagaimana perkembangan ilmu administrasi , ilmu organisasi dan managemen ..
BalasHapus